nyubit.com –Obrolan ringan seperti ngomongin cuaca atau rencana akhir pekan memang gampang dilakukan. Tapi, gimana caranya biar percakapan bisa nyambung lebih dalam dan bermakna? Nah, di sinilah kecerdasan sosial berperan penting.
Seseorang yang hebat dalam berkomunikasi tidak hanya fasih bicara, tetapi juga paham bagaimana caranya membuat orang lain merasa diperlakukan dengan hormat dan kenyamanan. Lebih dari itu, kabar baiknya adalah Anda tak perlu memiliki bakat ini sejak lahir. Dengan sekedar mengucapkan beberapa kata sederhana saja, Anda sudah dapat menjadikan obrolan menjadi lebih bermakna.
Berikut adalah delapan ekspresi pendek yang kerap digunakan oleh individu dengan keterampilan interpersonal tinggi guna mengembangkan obrolan lebih dalam, seperti diambil dari Blog Herald pada hari Jumat, 18 April.
1. “Suaranya sangat berarti bagi kamu.”
Banyak orang hanya menganggukkan kepala atau berpura-pura mendengarkan saat sedang bicara. Namun, individu yang memiliki kecerdasan sosial akan betul-betul mencermati apa yang Anda sampaikan.
Dengan mengatakan, “Ini terdengar sangat berarti bagi Anda,” Anda menunjukkan bahwa Anda peduli, benar-benar memperhatikan, serta memahami emosi mereka. Meskipun kalimat tersebut singkat, dampaknya cukup kuat—membuat orang lain merasa dihormati dan pada gilirannya akan lebih terbuka untuk berbagi hal-hal yang lebih dalam.
2. “Saya ingin mendengar lebih banyak tentang hal tersebut.”
Pernah nggak sih ngobrol sama seseorang, terus tiba-tiba kehabisan topik dan malah jadi canggung? Satu cara untuk menghindari hal itu adalah dengan menunjukkan rasa penasaran yang tulus.
Misalnya saat temanmu cerita soal kegiatan jadi relawan di akhir pekan. Daripada cuma jawab, “Wah, keren,” kamu bisa bilang, “Aku pengen denger lebih banyak soal itu.” Kalimat ini bikin orang lain merasa antusias untuk cerita lebih banyak. Percakapan yang tadinya biasa saja bisa langsung berubah jadi obrolan yang menginspirasi.
3. “Pastinya itu tidak mudah untukmu.”
Ketika seseorang menceritakan tentang pengalamannya yang susah, mereka umumnya ingin dipahami. Dengan menyampaikan frasa tersebut, Anda tengah merintis rasa empati.
Kalimat ini menghadirkan perasaan keselamatan dan pengakuan emosional. Seseorang yang merasa dipahami cenderung menjadi lebih terbuka dan jujur. Dari situlah percakapan berubah dari topik-permukaan menuju substansi-dasar.
4. “Saya belum pernah memikirkannya dari sudut pandang tersebut sebelumnya.”
Banyak diskusi menjadi terhenti karena setiap pihak lebih menekankan pada hal yang ingin mereka sampaikan dibandingkan dengan proses mendengarkan.
Seseorang yang terampil dalam hal interaksi sosial malah akan membuka pintu bagi sudut pandang baru. Ketika Anda berkata, “Sebelumnya saya tidak pernah memikirkan dari segi tersebut,” artinya Anda menunjukkan penghargaan atas pendapat orang lain dan menjadikan mereka merasa diperhitungkan. Hal ini dapat meningkatkan antusiasme mereka untuk berbagi lebih banyak lagi serta menyebabkan diskusi menjadi lebih mendalam.
5. “Pada saat itu, perasaanmu seperti apa?”
Seringkali kita langsung mengambil kesimpulan tentang perasaan seseorang berdasarkan kisahnya saja. Padahal, dua individu dapat menjalani pengalaman serupa namun merasakan situasi tersebut dengan cara yang amatlah bertolak belakang.
Dengan bertanya, “Pada waktu itu, apa yang kau rasakan?”, Anda memberikan ruang bagi orang lain untuk mengungkapkan perasaannya menggunakan kata-kata mereka sendiri. Hal ini dapat menyingkap aspek pribadi yang mungkin tidak terlihat secara luarnya dan membuat percakapan menjadi lebih mendalam.
6. “Saya sangat memahami apa yang kamu ingin sampaikan.”
Tidak setiap pembicaraan yang mendalam memerlukan pertanyaan yang berat. Terkadang, hanya dengan menunjukkan bahwa Anda dapat bersimpati saja sudah mencukupi.
Kalimat ini menciptakan rasa kenyamanan dengan menyatakan bahwa mereka tidak merasakan hal itu sendiri. Namun, kejujuran tetap menjadi prioritas—tidak ada gunanya berpura-pura memahami jika sesungguhnya tidak. Jika Anda sungguh-sungguh mengerti, ungkapkannya. Ini dapat membuat percakapan semakin mendalam dan personal.
7. “Pertanyaannya bagus banget.”
Kebanyakan orang suka dianggap pintar, tapi orang yang cerdas secara sosial juga tahu pentingnya menghargai pertanyaan lawan bicara.
Dengan bilang, “Pertanyaannya bagus banget,” kamu bukan cuma dapat waktu buat mikir sebelum jawab, tapi juga membuat lawan bicaramu merasa dihargai. Mereka jadi lebih percaya diri untuk lanjut ngobrol, dan percakapan pun jadi lebih seru.
8. “Beri tahu aku dengan detail lagi.”
Inilah kalimat yang paling mudah namun sungguh berdaya. Banyak individu merasa tidak percaya diri untuk menceritakan lebih lanjut akibat khawatir akan diabaikan.
Namun ketika Anda mengatakan, “Ceritakan lebih detail,” dengan tidak langsung itu berarti Anda menunjukkan rasa ingin tahu serta kesiapan untuk mendengarkan. Tidak perlu repot-repot bertanya banyak hal—sudah cukup jika Anda bisa memperlihatkan minat sebenarnya tersebut.
Kekuatan Kalimat Kecil
Hal yang membuat pembicaraan menjadi bernilai tidak perlu melibatkan diskusi serius atau tema yang mendalam. Terkadang, segalanya dimulai dari sebuah kata-kata yang pas.
Hubungan interpersonal timbul saat individu tersebut merasa dihargai dan dipahami. Orang-orang dengan kecerdasan sosial tinggi menyadari bahwa mereka dapat menghasilkan momen seperti ini melalui pemilihan kata-kata yang singkat namun jujur.
Oleh karena itu, jika Anda ingin berbicara tidak hanya sekadar mengucapkan kata-kata tetapi benar-benar terkoneksi, coba gunakan delapan frase ini sebagai titik awal. Bisa jadi, dari sinilah Anda dapat menciptakan dialog yang tak hanya menyenangkan untuk didengarkan, namun juga meninggalkan kesan mendalam dalam hati. (*)