Orang yang Terus-Menerus Meminta Persetujuan Orang Lain Akan Tunjukkan 5 Ciri Khas Ini

blank

nyubit.com –Tiap individu tentunya sempat berpikiran buat mendapatkan pengakuan dari pihak luar. Hal ini merupakan suatu siklus yang tak cuma melemahkan stamina emosional namun juga menunjukkan aspek-aspek terkait martabat serta kehormatan diri kita.

Apabila seseorang selalu mengharapkan pengesahan dari perasaannya, seolah-olah mereka berada dalam sebuah lingkaran setan di mana individu itu tak bisa menentukan apapun tanpa seizin orang lain, secara konstan meremehkan nilai dirinya sendiri, serta bergantung pada pujian eksternal agar tetap merasa penting.

Berdasarkan informasi dari situs Hack Spirit, berikut adalah 5 tindakan seseorang yang terus-menerus meminta pengakuan dari pihak lain.

  1. Terus menerus mencari persetujuan

Orang-orang yang selalu mengincar pengakuan cenderung menemukan diri mereka terjebak dalam lingkaran tak berkesudahan dari upaya-upaya memperoleh persetujuan. Entah hal tersebut berkaitan dengan karier, tampilan fisik, ataupun sudut pandangan pribadi mereka.

Tetapi, hal itu bukan hanya tentang ingin mendapatkan puji-pujian saja. Ini justru muncul dari ketakutan yang sangat terhadap pengabaian atau sebaliknya, keinginan untuk disambut dengan hangat.

Mereka mungkin merasa tidak puas atau tidak lengkap tanpa tanda persetujuan secara eksternal. Hal ini dapat menyebabkan mereka membentuk tindakan dan keputusan berdasarkan apa yang menurut mereka akan memberi mereka validasi.

2. Nilai dirimu ditetapkan oleh persepsi orang lain.

Singkatnya, teori ini menjelaskan bahwa gambaran tentang diri kita terbentuk berdasarkan cara kita membayangkan pandangan orang lain terhadap kita. Ketika nilai diri Anda bergantung pada persepsi orang lain, maka kecenderungan Anda adalah lebih menghormati opini mereka daripada pendapat pribadi Anda.

Seperti yang Anda lihat melalui pandangan mereka, Anda mungkin menemukan diri Anda selalu berupaya untuk mencapai atau melebihi ekspektasi orang lain, meskipun artinya harus mengabaikan keperluan atau kesejahteraan pribadi Anda.

Memahami pola ini merupakan tahap awal dalam mengambil alih kembali kehormatan diri Anda.

3. Merasa tidak enak setelah menerima suatu kritik.

Orang yang selalu mencari validasi sering kali mengartikan kritik sebagai tanda kegagalan atau ketidakmampuan pribadi. Mereka mungkin menganggapnya serius, sehingga harga diri mereka terguncang dan memicu perasaan ragu terhadap diri sendiri.

Namun, inilah kendalanya tidak semua kritik itu buruk. Umpan balik yang membangun dapat menjadi alat yang ampuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. Namun, agar hal itu terjadi, seseorang harus terlebih dahulu belajar memisahkan harga dirinya dari pendapat orang lain.

4. Kesulitan dalam mengambil sebuah keputusan

Jika Anda selalu mencari pengakuan, bisa jadi Anda akan kesulitan dalam percaya pada penilaian diri sendiri. Mungkin Anda sering merasa harus menanyakan opini atau mendapatkan persetujuan dari pihak lain sebelum membuat suatu keputusan.

Hal ini bisa mencakup berbagai aspek mulai dari penampilan sampai pada pilihan hidup penting. Namun, masalahnya adalah itu bisa memicu kebiasaan bergantung. Anda mungkin merasa takut untuk membuat keputusan tanpa nasihat orang lain.

Bila ini tampaknya sudah dikenal sebelumnya, tidak perlu cemas. Mengetahui hal tersebut adalah tahap menuju pengembalian keyakinan diri Anda dalam mengambil keputusan.

5. Berkutik dalam proses mengasihi diri sendiri

Orang-orang yang selalu meminta pengakuan kerap kali kesulitan dalam belajar mencintai dirinya sendiri. Mereka cenderung merasa sulit untuk menyetujui dan menghormati keadaan asli dari diri mereka.

Terus-menerus mereka bandingkan diri dengan pihak lain dan pada akhirnya mengalami perasaan kurang mampu. Pokoknya, hakiki dalam hal ini ialah kamu layak untuk menyayangi serta mencintai dirimu sendiri, tak peduli apa pendapat ataupun perkataan orang lain tentangmu.(*)