Jika Anda Ingin Mempertahankan Aura Awet Muda Seiring Bertambahnya Usia, Ucapkan Selamat Tinggal pada Kebiasaan Ini

blank

nyubit.com– Tiap individu menginginkan untuk terlihat dan berasa muda selama mungkin. Tetapi, banyak di antara kita tidak sadar bahwa faktor penentu awet muda tak cuma terletak pada pola makan atau produk skincare saja, melainkan juga kebiasaan mental dan emosi yang kita bawa setiap hari.

Psikologi mengungkapkan bahwa berbagai tindakan bisa menyebabkan seseorang kelihatan lebih senior daripada umur mereka sesungguhnya — bukan disebabkan oleh garis halus pada kulit, tetapi justru akibat pola pikir dan gaya hidup yang memberi beban kepada semangat.

Berdasarkan laporan dari Small Biz Technology, ada beberapa kebiasaan yang harus dihindari agar bisa menjaga penampilan awet muda versi psikologis:

1. Mengeluh Terus-Menerus

Orang-orang yang tampak lebih muda dari usia sebenarnya kebanyakan mempunyai pandangan hidup yang optimis.  Di sisi lain, terus-menerus berkeluhan dapat mempercepat penuaan jiwa seseorang.

Keadaan ini membentuk perasaan negatif dalam diri seseorang, menyebabkan ekspresi muka menjadi semakin kaku, serta menurunkan daya tarik interpersonal.

Solusinya dari sudut pandang psikologi: Biasakan untuk menghargai hal-hal setiap hari. Mencatat tiga hal sederhana yang membuat Anda merasa berterima kasih tiap harinya ternyata dapat memperbaiki mood dan mengurangi kebiasaan untuk mengeluh.

2. Menolak Perubahan

Menghindari perkembangan biasanya menyebabkan orang terperangkap dalam rutinitas masa lalu yang sudah tak sesuai lagi.  Seseorang yang fleksibel serta terbuka untuk mengadopsi konsep dan perkembangan modern condong nampak lebih muda dan berenergi.

Solusi dari perspektif psikologi: Terapkan pemahaman tentang pertumbuhan pikiran atau ‘growth mindset’—yakini bahwa kemampuan untuk tumbuh dan belajar dapat berlanjut sepanjang hidup seseorang.

3. Terlalu Ketat pada Jadwal dan Tugas Sehari-hari

Ketaatan adalah hal positif, namun apabila hidup Anda dibatasi oleh aturan yang sangat ketat, maka akan hilang unsur kemasyarakatan yang berperan dalam mempertahankan semangat muda seseorang. Lelah secara emosi timbul saat segalanya kelihatan seperti “tugas”.

Penanganan yang direkomendasikan oleh ahli psikologi adalah menyediakan waktu bagi pengalaman-pengalaman tak terduga seperti berjalan-jalan tanpa agenda spesifik, merasakan sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya, ataupun hanya berkumpul dan bercerita ringan bersama sahabat tanpa ada target khusus.

4. Memendam Emosi Negatif

Studi mengungkapkan bahwa menyimpan amarah, ketidaktenangan, atau rasa sesal bisa mempercepat percekcokan alam bawah sadar dan juga berpengaruh terhadap kondisi tubuh secara fisik.  Keawetmudaan aura terpancar dari jiwa yang ringan.

Penyelesaian masalah psikologi dapat dilakukan dengan mengembangkan kemampuan untuk memahami, merangkul, serta menyampaikan perasaan secara sehat.  Mencatat jurnal atau bercerita kepada sahabat yang dapat diandalkan juga bisa memberikan manfaat.

5. Menganggap “Terlalu Telat Untuk Memulai”

Pikiran ini membuat Anda pasrah dan menyerah pada hidup. Sebenarnya, tidak sedikit orang yang mengawali kariernya, mengejar hobinya, atau justru merasakan cinta sejatinya saat sudah berumur lanjut.

Solusi psikologis: Ganti narasi internal Anda dengan “Tidak pernah ada kata terlambat.” Otak masih dapat membuat koneksi baru (neuroplastisitas) meskipun sudah berusia tua.

6. Menjaga Jarak Sosial

Kesepian merupakan ancaman signifikan bagi kesehatan mental saat menua.   Berinteraksi dengan orang lain, menuangkan kisah masing-masing, atau hanya sekedar berguling-guling dalam tawanya juga telah dibuktikan dapat memperpanjang umur seseorang serta meremajakan jiwa mereka.

Penanganan dari seorang ahli psikologi: Tetap jalin komunikasi sosial, bahkan dengan cara menelepon saja.  Ikut komunitas hobi, menjadi relawan, atau sekadar ngobrol dengan tetangga bisa memberi dampak besar.

7. Mengabaikan Kebutuhan Diri Sendiri

Banyak orang dewasa terlalu sibuk mengurus orang lain hingga lupa memelihara dirinya sendiri.  Ini bukan hanya melelahkan, tapi juga bisa menggerus vitalitas batiniah.

Solusi psikologis: Terapkan self-care tanpa rasa bersalah.  Menjaga diri sendiri bukanlah tindakan yang bersifat serakah—ini adalah keperluan emosi.

8. Mengasingkan Diri dari Kepenatan ingin Tau

Keingintahuan merupakan sumber keabadian muda yang tak tergantikan.  Saat seseorang sudah tidak lagi merasa ingin tahu, kehidupan menjadi datar dan seakan-akan bertambah tua dengan cepat.

Solusi dari seorang ahli psikologi adalah mendorong diri sendiri agar terus belajar sesuatu yang baru.  Dapat mencakup bahasa luar negeri, instrumen musik, atau bahkan cukup dengan mengikuti kemajuan teknologi terkini.

9. Bersikap Terlalu Kritis terhadap Diri Sendiri

Perfeksionisme serta kritikan diri yang menusuk menyebabkan stres internal. Ini membuat seseorang merasa ‘lelah secara emosional’ meski fisiknya sehat.

Solusi dari sudut pandang psikologi: Kembangkan rasa belas kasihan terhadap diri sendiri—ucapkan kata-kata yang penuh simpati kepadamu, seolah berbicara dengan teman dekatmu.  Ini membantu menjaga keseimbangan emosional.

10. Memandang Hidup Sebagai Kewajiban, Bukan Petualangan

Apabila kehidupan dilihat sebatas serangkaian kewajiban, rasa bosan akan dengan mudah melanda diri Anda.  Namun, bila Anda melihat hal tersebut sebagai suatu perjalanan dengan berbagai peluang, Anda akan selalu mendapatkan semangat segar di tiap pagi.

Penyelesaian secara psikologis: Ubah harapan Anda tentang kehidupan dari “Apa saja yang perlu saya kerjakan?” jadi “Hal apa yang dapat saya nikmati pada hari ini?”

Keabadian Remaja Bermula dari Alam Berpikir

Keawetmudaan aura tidak hanya terletak pada penampilan fisik saja, tetapi lebih kepada gairah yang dimiliki dalam mengarungi kehidupan.  Psikologi menyatakan bahwa dengan merombak cara berpikir serta meninggalkan rutinitas yang memberatkan jiwa, Anda mampu melepaskan semangat yang lebih dari batasan umur secara kronologis.

Oleh karena itu, bila Anda berharap untuk tetap menunjukkan spirit youthfulness yang ada, dimulai lah dengan mengucapkan “sampai jumpa” kepada kebiasaan-kebiasaan tersebut. Kadang-kadang, hal yang mempercepat proses penuaan kita bukanlah waktu itu sendiri, tetapi bagaimana kita mengarungi kehidupan. (*)