Tanda Kamu Terlalu Banyak Usaha untuk Memaafkan Orang yang Tak Pernah Menghargaimu

blank

nyubit.com –Mempertahankan kesetimbangan di antara mengejar apa yang diharapkan orang lain dan merawat kebaikan pribadi itu tidak selalu sederhana. Khususnya untuk mereka yang lebih memilih membahagiakan orang lain sebelum mengurus kebutuhan diri sendiri. Tetapi, bagaimana jika kamu selalu berupaya memuaskan seseorang yang tak mengapresiasi usahamu?

Psikologi mengindikasikan berbagai petunjuk yang penting untuk diwaspadai, sebab mungkin saja Anda terlibat dalam upaya yang percuma. Mengidentifikasi tanda-tanda ini merupakan langkah pertama untuk mulai membuat keputusan yang lebih sehat bagi diri sendiri. Dilansir dari Geediting, berikut adalah tujuh tanda yang menunjukkan kamu terlalu berusaha menyenangkan orang yang tidak peduli padamu.


1. Kamu Selalu Yang Pertama kali Melakukan Kontak

Apabila Anda senantiasa jadi pihak pertama untuk menghubungi mereka—baik lewat pesan singkat, telpon, ataupun menyusun janji bertemu—itu mungkin tunjukkan ketimpangan dalam relasi kalian. Bisa jadi individu tersebut tak memandang ikatan ini dengan cara sama seperti pandangan Anda.

Apabila Anda terus-menerus menjadi orang yang memulai percakapan, hal itu bisa menimbulkan perasaan kesal dan letihan. Dalam sebuah hubungan yang baik, kedua belah pihak harus sama-sama berkontribusi, tidak boleh cuma salah satunya saja yang bekerja ekstra keras.


2. Anda Merasa Tertekan Sesudah Berkomunikasi

Hubungan sosial idealnya harus memberikan semangat, bukannya justru membuatmu merasa letih. Bila setelah bertukar pikiran dengan seseorang yang malah menjadimu merasa kelelahan dan tidak terhubung, melainkan energi terkuras, itu mungkin menunjukkan kalau kamu sedang memaksakan diri untuk membahagiakannya tanpa peduli pada apa yang kira-kira dibutuhkan oleh dirimu sendiri.

Albert Bandura, seorang psikolog, berpendapat bahwa keberhasilan dapat dicapai apabila individu mempunyai keyakinan pada kemampuan sendiri serta sikap tahan terhadap tekanan. Apabila suatu interaksi justru membuat Anda merasa lelah, mungkin sudah waktunya untuk merefleksikan kualitas dari ikatan tersebut dan mendefinisikan batasannya.


3. Kepercayaan Diri Dipengaruhi oleh Persetujuan Mereka

Apabila Anda kerap kali bimbang dengan pilihan atau langkah yang diambil serta cemas tentang persetujuan dari orang lain, ini mungkin menunjukkan bahwa martabat Anda terikat pada pandangan mereka. Sebenarnya, martabat diri sendiri tak harus bergantung pada sudut pandang orang lain.

Menerima realitas tersebut merupakan tahap utama dalam meregenerasikan kepercayaan diri dan menyembuhkan martabat yang rusak akibat upaya mendapatkan penghargaan yang merusak.


4. Kau Mintanya Maaf Terlalu Sering, Termasuk Untuk Sesuatu Yang Bukan Kesalahanmu

Meminta maaf secara berkali-kali padahal tidak bersalah mungkin menunjukkan bahwa Anda terlalu keras berupaya untuk memuaskan orang lain. Orang-orang yang sering mengucapkan permohonan pengampunan tersebut biasanya merasa harus bertanggung jawab atas semua hal, bahkan ketika itu bukanlah kewajiban mereka. Perilaku seperti ini bisa merusak kepercayaan diri serta menjadikan Anda merasa lemah dan tak bertenaga.

Usahakan untuk merubah kalimat “Saya minta maaf karena telat” menjadi “Terima kasih telah menantiku”. Pengubahan kecil ini bisa mendukung Anda dalam merebut kembali kontrol atas diri sendiri.


5. Kamu Sering Menemukan Penjelasan untuk Tingkah Laku Negatif Mereka

Apabila Anda kerap kali menemukan alasan untuk tingkah laku negatif orang lain, misalnya “dia sedang padat” atau “itulah dia” saat mereka tak memberi perhatian pada Anda atau melanggar komitmennya, mungkin saja Anda tengah berupaya membela tindakan mereka yang sebetulnya tidak menghormati waktu Anda.

Sigmun Freud, seorang psikolog, menegaskan pentingnya kejujuran kepada diri sendiri. Apabila skenario semacam ini seringkali berlangsung, bisa menjadi tanda bahwa sudah waktunya menyongsong fakta dan mendalami pertimbangan tentang aspek-aspek dalam hubungan tersebut.


6. Takut Mengatakan “Tidak”

Merinding ketika enggan memenuhi keinginan orang lain cukup umum apabila Anda risau akan menyakitinya. Akan tetapi, penolakan itu tak bermaksud untuk diabaikan. Sebaliknya, mengucapkan “tidak” secara jelas merupakan cara merayakan nilai pribadi Anda serta menjaga waktu orang lain.

Merespons permintaan dengan jawaban “tidak” dengan cara yang bijaksana dapat mengajar orang lain untuk menghormati batas dan waktu Anda. Hal ini pada gilirannya akan membentuk ikatan interpersonal yang lebih baik.


7. Anda Merasa Kurang Diapresiasi

Apabila Anda merasa tak terhormat walaupun telah bekerja ekstra keras, ini menunjukkan bahwa Anda mencoba menggembirakan seseorang yang sesungguhnya acuh dengan diri Anda. Setiap individu butuh pujian, dan bila upaya Anda dilupakan, maka saatnya untuk menjauh dan menganalisis kembali ikatan tersebut.

Perlu diingat bahwa nilai pribadimu tak harus tergantung pada betapa besar penghargaan orang lain kepadamu. Sudah waktunya untuk fokus pada kepentingan diri sendiri serta mengejar relasi yang lebih bersifat saling menghormati.

Memelihara relasi yang baik sungguh bisa menjadi tugas berat, khususnya bila Anda merasa selalu harus membuat orang lain senang. Tetapi, bilamana ini membahayakan kegembiraan hidup serta penghargaan kepada diri sendiri, mungkin sudah waktunya melakukan evaluasi lagi.

Memahami gejala-gejalanya bukanlah hal yang sederhana dan mungkin akan membuat Anda merasa sakit hati. Tetapi, pengenalan awal tersebut merupakan tahap utama menuju transformasi yang lebih baik. Tidak ada salahnya jika Anda berani membentuk garis batas, serta fokus pada ikatan yang bersifat saling mendukung, saling menghormati, dan bermanfaat bagi semua pihak terlibat. (*)