nyubit.com– Terdapat celah lebar di antara menjalani kehidupan seperti harapan orang lain dan menempuh jalan yang sungguh membawa kebahagiaan bagi diri sendiri. Seringkali, perbedaan tersebut hanyalah masalah satu hal: betapa besarnya kita mempedulikan pendapat orang lain.
Berpikiran terus tentang pendapat orang lain dapat menyebabkan stres, namun jika sungguh-sungguh acuh pun bisa membuat kita merasa kesepian.
Pokoknya apa? Mencari keseimbangan. Mengambil langkah untuk tak terlalu pusing bukannya berarti menjadi egois atau acuh, tetapi lebih kepada memilih kebahagiaan diri sendiri daripada tersita dengan perkataan orang lain.
Berikut delapan langkah mudah untuk meraih kehidupan yang lebih leluasa dan berbahagia—yakni dengan mengendalikan diri sendiri daripada terpengaruh oleh pendapat pihak luar, seperti diambil dari Small Business Bonfire.
1. Sadar bahwa tekanan sosial itu ilusi
Kita tumbuh dengan aturan-aturan tak tertulis: harus begini, harus begitu, supaya diterima masyarakat. Tapi, coba pikir: apa benar semua orang memperhatikan kita sedemikian rupa?
Sebenarnya, mayoritas orang begitu sibuk dengan urusan mereka masing-masing sehingga jarang memperhatikan kita. Meskipun kita sering kali berpikir menjadi fokus utama, nyatanya hal itu tak benar adanya. Fenomena ini dikenal sebagai efek spot cahaya atau ilusi di mana kita meyakini setiap pasang mata sedang menatap diri kita.
Oleh karena itu, jika Anda mulai merasa cemas tentang pendapat orang lain, pertimbangkan satu hal: kebanyakan dari mereka bahkan tak menyadari. Ketika kita benar-benar mengerti ini, kita dapat melepaskan diri dan menikmati hidup sesuai dengan yang diinginkan.
2. Hargai kesetaraan dirimu-sendiri
Pernahkah kau merasa enggan mengerjakan suatu hal lantaran khawatir akan komentar orang lain? Aku pun pernah demikian. Dulu aku ragu-ragu untuk menggambar karena kuatir diolok-olok. Namun setelah kuputuskan untuk mencobanya, rasaku sungguh sangat senang dan terpuaskan.
Walaupun sebagian teman menilai hal tersebut sebagai pemborosan waktu, saya masih melanjutkannya. Saya menyadari bahwa hidup ini milik saya sendiri dan tidak perlu mendapatkan pengakuan dari pihak lain. Setiap individu memiliki keunikannya masing-masing—including you.
Orang akan selalu punya pendapat, tapi itu hanya opini, bukan kebenaran. Jadi, jangan biarkan itu meredupkan cahaya dari dalam dirimu.
3. Perhatikan bahwa pandangan tersebut bisa beralih seiring waktu
Hari ini di puja, esok mungkin sudah dikritik. Itulah kenyataannya. Pendapat orang-orang mudah beralih, dan jika kamu menempatkan kepuasanmu padanya, kamu akan merasa lelah.
Filsuf asal Yunani, Heraclitus, pernah berkata, “Tiada seorang pun yang bisa mencelupkan diri ke dalam sungai yang sama untuk kedua kalinya.” Ini menunjukkan bahwa semua sesuatu senantiasa berubah—including pendapat manusia.
Sebaiknya jangan terlalu memusingkan hal-hal di luar pengendalian Anda, lebih baik concentrate pada aspek-aspek yang dapat dikontrol: perbuatan Anda, respons Anda, serta pertumbuhan pribadi Anda.
4. Belajar melepaskan keterikatan
Seringkali kita terlalu memperhatikan perkataan orang lain karena terlampau bergantung pada penerimaan eksternal. Menurut ajaran Buddha, kita dianjurkan untuk mengamati pentingnya melepas ketergantungan termasuk dari pandangan orang lain.
Melepaskan seseorang tidak berarti menghentikan perhatian terhadap mereka. Namun, kita belajar untuk mencintai, hidup, dan bersosialisasi tanpa membiarkan penilaian orang menjadi bebannya.
Jadi, kau dapat menyenangi kehidupan ini tanpa perlu membuktikan sesuatu kepada orang lain.
5. Temukan nilai-nilai hidupmu
Jika Anda belum mengetahui hal-hal yang sebenarnya berarti bagi saya, Anda cenderung terpengaruh oleh pandangan orang lain. Sama seperti dedaunan bergeser bersama arus angin, Anda mungkin ikut-ikut kemana saja angin bertiup.
Namun ketika Anda telah mengetahui prinsip-prinsip penting dalam hidup seperti kejujuran, kesopanan, atau rasa ingin tahu, maka Anda akan semakin percaya diri melangkah pada jalan Anda sendiri.
Kebijakan hidup dapat berfungsi sebagai pedoman yang membimbing kita dalam mengambil keputusan serta melindungi kita dari kritikan eksternal.
6. Tidak apa-apa, selama tidak berlebihan.
Hal ini mungkin tampak bertentangan, tetapi memiliki logikanya. Tidak apa-apa jika sesekali kita menginginkan penerimaan dan penghargaan dari orang lain. Ini adalah bagian dari instingt sosial manusia.
Masalahnya muncul ketika Anda selalu beradaptasi hanya untuk disukai oleh orang lain. Pada saat itu, Anda menyerahkannya kontrol hidup kepada pihak lain.
Jadi, alih-alih menghapus rasa peduli, belajarlah menempatkan kadar peduli itu dengan sehat. Peduli secukupnya, tapi tetap hidup sesuai prinsip dan tujuan kamu sendiri.
7. Melatih rasa cinta dan penghargaan terhadap diri sendiri
Terkadang, orang yang paling keras menyalahkan kita bukanlah dari luar melainkan kita sendiri. Kita dapat bersikap begitu kejam pada diri kita akibat rasa takut akan kegagalan atau penilaian negatif.
Sebenarnya, setiap orang pernah melakukan kesalahan. Hal yang terpenting ialah bagaimana kita menangani diri sendiri ketika hal tersebut terjadi—with love, bukannya dengan mencemooh.
(Note: “with love” has been left as-is since it was originally not in Bahasa Indonesia)
Semakin bersimpatilah dengan diri sendiri, maka akan semakin tangguh pula pikiranmu dalam menyikapi celaan orang lain. Sebab, kamu sadar bahwa harga dirimu tidak diukur dari kata-kata mereka.
8. Kebahagiaanmu merupakan tugas kamu
Terakhir namun tidak kalah penting: kegembiraan hidup terletak dalam genggamannmu sendiri. Bukan pada orang-orang yang memberi puja-pujian, mencela, ataupun menjatuhkan penilaian padamu.
Anda dapat memutuskan untuk menjalani kehidupan tanpa terpengaruh oleh tekanan orang lain. Anda memiliki pilihan untuk bersikap jujur dengan diri sendiri, mengungkapkan kepribadian Anda, serta hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang Anda anuti.
Begitu kamu membuat pilihan-pilihan itu, kamu sedang menciptakan versi terbaik dari hidupmu. Dan itu bukan omongan orang yang akan menentukan seberapa bahagianya kamu.
Penutup: Ini adalah perjalanan, bukan perlombaan
Mempelajari cara tidak mempedulikan sesuatu bukan merupakan tujuan terakhir, tetapi adalah sebuah proses yang panjang. Dalam perjalanan itu, Anda akan menggali lebih jauh pemahaman tentang identitas asli Anda, keinginan Anda sendiri, serta hal-hal yang memberi makna pada hidup Anda.
Perhatikan ini, tiap kali kau bergerak sedikit demi sedikit bebas dari penilaian orang lain, itu merupakan kemajuan besar dalam mencari kegembiraan diri sendiri. Oleh karena itu, tetaplah maju. Hidupilah hidupmu dengan cara mu sendiri. Sebab hanya kamu lah yang mengerti betul tentang jalan meraih kepuasan dan kedamaian hatimu. (*)