nyubit.com –Apabila seseorang berseru keras, itu tandanya mereka sedang stres. Apabila ada orang yang menjauh, kemungkinan besar mereka merasa luka. Meskipun tampak mudah, namun soal mengatur perasaan, kehidupan manusia sebenarnya rumit seperti sebuah teka-teki.
Beberapa individu sepertinya bisa menyelesaikan tantangan ini dengan cepat. Orang-orang yang terbilang bijaksana dalam hal emosi ini tetap tenang dan senantiasa menjalani hidup yang bahagia.
Menurut artikel di Geediting, berikut adalah 5 kebiasaan sederhana yang dilakukan oleh orang-orang yang senantiasa mengejar kedamaian dan menjalani hidup bahagia.
- Dapat menerima kekacauan
Perasaan mirip dengan ombak, tak terduga namun begitu dahsyat. Untuk beberapa individu, perasaan tersebut mungkin dirasakan sebagai ribut kencang, merusak kedamaian batin mereka tanpa belas kasihan. Akan tetapi, untuk mereka yang bijaksana dalam urusan emosi, narasi menjadi sangat berbeda.
Mereka tak menjauh dari gelombang itu, malahan mereka terus berlayar di atasnya. Mereka menyadari bahwa perasaan, betapapun hebatnya, merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.
Alih-alih melawannya, mereka menerimanya, membiarkannya mengalir begitu saja, lalu dengan tenang membiarkannya berlalu. Penerimaan ini adalah senjata rahasia mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap tenang bahkan saat lautan emosi bergejolak.
2. Memperhatikan diri sendiri
Kami semua tentu sudah pernah menjalani situasi di mana otak kita berputar begitu cepat, menanggung beban banyak pemikiran sekaligus. Sama seperti gelombang tsunami yang menyebabkan rasa lelah ekstrem serta hilangnya kontrol diri.
Perhatian penuh (mindfulness) berarti hadir di masa kini, berfokus pada keadaan saat ini, bukannya tersesat di masa lalu atau mencemaskan masa depan.
Seseorang yang memiliki tingkat kesadaran emosi yang tinggi biasanya menerapkan teknik mindfulness. Ini membuat mereka dapat tetap tenang serta merasakan kedamaian meskipun sedang berada dalam situasi kacau.
3. Tidak mudah berasumsi
Manusia cenderung menyimpulkan dengan cepat. Ini merupakan warisan dari leluhur kita yang perlu berdecisions secepat mungkin demi kelangsungan hidup.
Namun, kebiasaan ini dapat menyebabkan kita salah menafsirkan situasi dan bereaksi secara impulsif.
Orang yang cerdas secara emosional memiliki kemampuan untuk menahan dorongan ini. Mereka memahami bahwa asumsi dapat mengaburkan penilaian dan membangkitkan emosi yang tidak perlu.
Sebaliknya, mereka mencari kejelasan. Mereka mengajukan pertanyaan, mengumpulkan fakta, dan memastikan mereka memiliki pemahaman yang jelas sebelum bereaksi. Pendekatan ini tidak hanya membantu mereka menghindari kesalahpahaman tetapi juga menjaga keseimbangan emosional mereka.
4. Memiliki teknik relaksasi
Hidup ini penuh dengan pemicu stres. Dari keputusan besar hingga ketidaknyamanan kecil, pemicu stres ini dapat dengan mudah membuat kita kehilangan keseimbangan.
Namun, orang-orang yang cerdas secara emosional memiliki senjata rahasia, teknik relaksasi yang ampuh.
Entah itu bernapas dalam, yoga, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan di alam, mereka punya teknik yang membantu mereka rileks dan mendapatkan kembali ketenangannya.Teknik ini seperti tombol reset.
Metode ini memungkinkan mereka untuk terlepas dari keributan, menyegarkan pemikiran, serta menangani kondisi dengan damai dan perspektif yang lebih jelas.
5. Selalu bersyukur
Ketika menemui tantangan, sering kali kita cenderung terpaku pada aspek-aspek negatifnya. Akan tetapi, individu yang memiliki inteligensi emosi akan menyimpang dari jalannya tersebut. Mereka lebih memilih untuk merasakan bersyukur. Rasa syukur ini membantu mentransformasi perhatian mereka dari segi-segi yang kurang sempurna menuju sisi-sisi positif dalam situasi itu.
Rasa syukur adalah alat yang ampuh yang dapat langsung meningkatkan suasana hati Anda dan membantu Anda mendapatkan kembali ketenangan.
Dengan mengapresiasi aspek-aspek positif dalam kehidupannya, individu yang mempunyai tingkat kesadaran emosi dapat membentuk pemikiran optimis, termasuk saat situasi tak berjalan sebagaimana direncanakan. (*)